Kamis, 17 November 2016

Senang

Aku senang. Merasa beruntung. Entah kenapa aku juga bingung. Nyaman aja rasanyaa.
Apa penyebabnya aku juga gak ngerti pasti, yang jelas sampai tengah hari ini aku merasa tak terbebani.
Bangun pagi tadi dengan rasa senang. Dilanjut beberes rumah. Pagi tadi bekal makan dimasak sendiri yang seringnya beli. Serasa nikmat kurasa klau bekal itu masakan rumah sendiri.(read :masakan mbak)
Sampai kantor.. Atasan nyampein kalau perlu buat stock opname di gudang raw material pagi ini.  Terkadang kerjaan buat stock opname adalah pekerjaan yang pengen dihindari. Pagi-pagi udah nyampe gudang ya, pikirku. Tapi tak apalah lagian juga didampingi atasan.
Tak diduga, stock opname berjalan dengan menyenangkan. Ada selisih itu wajar.. Perlu kroscek dan telusur itu pasti.. Tapi, Tuhan, kenapa aku tetap sesenang ini, tak seperti kemarin-kemarin yang langsung kusut, carut marut ketika nemuin selisih yang tak kunjung ketemu penyebabnya. Kenapa aku setenang ini. Senyaman ini perasaannya. Ada apa, Tuhan?
Mungkin, aku baru sadar. Banyak hal yang perlu aku syukuri. Nikmat bersama keluarga. Nikmat sehat. Nikmat di pekerjaan. Dan nikmat dipertemukan dengan orang hebat yang menjadi penguat. Di luar sana mungkin, ada saja yang berharap ada di posisiku. Walau mereka hanya melihat luarnya saja tanpa tahu prosesnya.
Walau pastinya, setiap orang itu punya ujiannya masing-masing. Tergantung bagaimana dalam menyikapinya.
Tuhan, terimakasih. Masih ada rasa sesenang  ini yang aku alami. Semoga dalam keadaan apapun, aku tetap mengingatMu.

Sabtu, 12 November 2016

Seimbang

Pagi di hari minggu yang cukup selo, duduk selonjor dengan mata menatap layar HP dan jari tangan beradu cepat menekan tombol di keypad.   Aku baru saja menyempatkan untuk lari pagi. Udah yang kedua kalinya. Wacana yang lagi diusahakan menjadi rutinitas.
Baru saja tersadar,
Aku butuh olahraga.
Aku butuh memanjakan mata.
Aku butuh energi positif.
Aku butuh kamu. Eh 
Ah, udah lama menyibukkan diri tanpa diimbangi olahraga, minimal lari lah seperti dulu.
Ditambah, tiap pagi sudah riweh ini itu.. Trus ketika kerja pikiran wis sepaneng, konsentrasi full.. ketika pulang kerja pun ada agenda yang menguras pikiran. Begitu terus rutinitas yang dijalanin. Itu berlaku juga di hari minggu.
Lari bisa jadi salah satu penyeimbang tubuh dalam rutinitas kerja yang ekstra padat dengan beban pikiran yang menguras tenaga dan dalam kondisi "sepaneng". Entahlah, kurasa tubuh pun butuh penyeimbang. Sakit, mungkin jadi indikasi ketidakseimbangan.
Seimbang.
Dalam dunia akuntansi dikenal dengan Balance. Antara debet dan kredit harus balance. Di bagian neraca, aktiva dan pasiva harus balance. Balance aja belum tentu mencerminkan hasil yang akurat apalagi belum balance. Bikin pusing, ketika harus mencari sumber ketidakseimbangan. Perlu ditelusur, di trash back kesemuanya itu. Perlu dilakukan vouching antara dokumen dan pencatatan. Butuh waktu, dan pemahaman ekstra untuk menyeimbangkannya. Hal itu dilakukan demi tersajinya laporan keuangan yang bernilai bagi yang berkepentingan. Bernilai. Value.
Begitu pula dalam hidup, untuk menjadi seseorang yang bernilai, butuh keseimbangan. Keseimbangan antara jasmani dan rohani. Keseimbangan antara kerja dan olahraga.
Maka dari itu, sehat sehat ya badan dan pikiran, agar menjadi pribadi yang bernilai.

Jumat, 11 November 2016

Suka suka

Merasa diistimewakan
Merasa diperhatikan
Merasa dihargai
Merasa dijaga

Sebahagia apa coba?

Seberuntung apa?

Entah
Jagalah
Sampai tiba waktunya
Tetaplah tumbuh, tetaplah mekar..