Minggu, 30 April 2017

Nananina

Haii.. Bagaimana rasanya menetap di kota ini?

Kota yang katanya sangat panas, terkenal macetnya dan sering banjir.. Lontaran kata peringatan entah candaan yang sering dilontarkan untukku setelah bilang akan menetap disini.

Hahaa... Hanya senyuman dan mengiyakan atas tanggapan mereka waktu itu. Bagaimanapun memang aku sama sekali belum tau kondisi disini. Hanya karena disinilah rezeki suamiku berada, sewajarnya sebagai istri, aku ingin mengikutinya dan memang begitu yang diharapkannya.

Menjalani peran sebagai seorang istri (awal nikah)  di kota yang asing, menjadi sangat menantang bukan? 😆

Nol besar tentang pengalaman hidup di perantauan, ditambah dengan suami yang belum sepenuhnya ku kenal karakternya. Akan jadi apa aku disini? Betahkah?

Jumat, 21 April 2017

Mertua

Setelah menikah, banyak hal yang memang membuatku mensyukurinya. Dulunya gak pernah menyangka akan secepat ini dalam pernikahan. Sempat merencanakan untuk memfokuskan karir saja sambil menanti jodoh, mungkin terpikir menikah di akhir Tahun 2017 atau Tahun 2018.

Sampai pada akhirnya, bertemu mas di pertengahan Tahun 2016 yang diawali perkenalan melalui medsos di awal tahun. Sosok laki-laki yang memang serius, pikirku waktu itu.

Jodoh. Banyak hal yang dipikir di luar nalarku untuk bisa langsung percaya aja sama dia. Entah. Waktu itu menggali informasi lewat tulisan tulisannya, seengaknya lebih mengenal karakter dan mimpinya di masa depan.

Satu hal lagi yang menguatkanku untuk bersamanya. Di awal pertemuan kita, sudah langsung bertemu kedua orangtuanya. Pertemuan yang berlangsung kira kira 20menit dirumahnya itu, aku bisa menyimpulkan jika keluarganya termasuk keluarga yang hangat, keluarga yang nantinya bisa menerima aku. Walau saat itu, harapan masih dikendalikan.

Saat ini, merekalah yang disebut mertua. Tuhan, terimakasih.

Walau aku ini menantu bagi mereka, tapi aku merasakan perhatian yang luar biasa. Entah, mungkin aku termasuk berlebihan. Tapi, inilah yang aku rasakan. Terlebih akan sosok seorang ibu, bagiku aku menemukan sosok itu kembali dalam diri ibu mertua.

Alhamdulillah. Terimakasih Tuhan.

Mengurus Surat Pindah

Berhubung sudah menikah, dan memutuskan akan berdomisili di Bekasi, membuat aku dan suami perlu mengurus surat kepindahan dari kependudukan Yogyakarta menjadi Bekasi. Kebetulan kita sama sama sekabupaten Sleman, sehingga pengurusan di Disdukcapil Kabupaten Sleman bebarengan.

Terlebih dahulu, masing masing dari kita mengurus surat dari Dukuh -Desa/Kelurahan- Kecamatan. Nah surat dari kecamatan berupa surat permohonan pindah inilah yang nanti dibawa ke Disdukcapil.

Dokumen yang kita siapkan :
1. Fotocopy KTP
2. Kartu Keluarga asli
3. Fotocopy buku nikah
4. Foto berwarna ukuran 4*6 sebanyak 4 lembar

Prosedur pengurusannya :
1. Minta surat pengantar  dari Kepala Dukuh untuk ke Kelurahan. Di kepala dukuh akan memberikan lampiran form KK baru untuk keluarga (nama kita sudah tidak dimasukkan)
2. Surat Pengantar + FC KTP + form KK diberikan ke petugas kelurahan. Kelurahan akan menerbitakan Form 18A (surat permohonan pindah penduduk) yg ditandatangani kepala dukuh dan kepala desa.
Form tersebut dicopy satu untuk lampiran ke kecamatan.
3. Form dan fotocopy form 18 A + KK asli + fc KTP diserahkan ke petugas kecamatan.
KK yg asli ditarik dan nantinya diganti dengan KK yang baru (nama kita sudah terhapus) +-7hari kerja.
Form 18 A ditandatangani petugas kecamatan.
4. Form 18 A + FC KTP + FC buku nikah +Foto berwarna ukuran 4*6 diserahkan ke petugas Disdukcapil.
Setelah diproses, kita akan mendapatkan Surat Pindah kependudukan yang nantinya sebagai pengantar untuk mengurus KTP dan KK baru di Bekasi.

Alhamdulillahnya, pengurusan dari Dukuh sampai ke Kabupaten gak nyampe sehari, mulai ngurus jam 8 pagi selesai jam 12 siang.  Ini berkat dokumen sudah disiapkan, jarak kelurahan, kecamatan dan kabupaten tidak terlalu jauh dan kebetulan pihak pihak yang berwenang berada di lokasi.

Next, tinggal pengurusan KTP dan KK. Semoga bisa diperlancar lagi. Aamiin. 😊

Rabu, 19 April 2017

Penerimaan

Tuhan.. Maafkan..

Diri ini memang masih jauh dari kata ikhlas
Masih jauh dari kata penyabar
Dan belum menjadi hambaMu yang bijak

Seringkali memang masih ada prasangka buruk perasaan yang tak mampu dikendalikan
Perasaan yang membuat kecewa

Tuhan..
Kuatkan ketika lemah
Sabarkan atas sikap yang melampaui batas
Dan damaikan hatiku

Damaikan dari
Apa yang seharusnya tak ku lihat
Apa yang seharusnya tak ku dengar
Apa yang seharusnya tak ku lakukan

Engkau yang Maha Tahu
Penerimaan dirilah solusi yang ditawarkan

Hamba mengerti
Inilah mediaku

Menulis.

Akan ada jawaban atas pertanyaan pertanyaan. Karena memang setiap pertanyaan akan selalu berpasangan dengan jawaban (di waktu yang tepat).

Kamis, 13 April 2017

Bekasi

Meninggalkan Jogja dan ngikut ke Bekasi mengikuti suami adalah sebuah pilihan, tepat hari kelima pernikahan, jumat, 31 maret 2017.
Kereta dari stasiun tugu menuju bekasi.

Inilah babak baru kehidupanku, memulai hidup di bekasi, entah nantinya seperti apa. Aku yang sangat minim pengalaman hidup merantau, percaya percaya saja dengan suami yang memang sudah sekitar 6 tahunan tinggal di bekasi.

Sekitar jam 2 pagi, kita sampai rumah yang akan kita tempati.

Hai bekasi, baik baik ya. Mari bersahabat 😊

Selasa, 04 April 2017

Sebuah Akad

Alhamdulillah,

26 Maret 2017. Sebuah momen yang sangat istimewa buat hidupku, melangsungkan akad nikah di rumah. Betapa suasananya sangat membuatku tak karuan. 

Ketika mas mengucapkan akad, seketika ada perasaan bahwa ridha ku sekarang ada dia. Sosok laki-laki yang akan menjadi imamku, membimbingku,menemaniku hingga entah nanti. Doaku, semoga sampai akhir hayat. 

Aku memang tak dapat menjanjikannya apapun. Seringkali memang ada perasaan takut tak dapat menjadi apa yang pernah ia impikan tentang sosok istri sebagai pendampingnya. Sekelebat bayangan tentang masa lalu kami. Entah, seberapa dulunya masing-masing dari kami pernah bermimpi untuk hidup bersama yang lain. Namun, akhirnya ada tangan yang mempersatukan kami.

Marilah tetap mengerti, masa lalu adalah bagian dari hidup kita. Walau jujur, sangat berat, dan mungkin akan menjadikan percikan api cemburu yang bisa menyakiti kita. Tapi kita memutuskan untuk percaya bahwa masing masing kita sudah tau dan mengerti hukumnya. Mari jalankan peran masing-masing dengan sebaik-baiknya. 

Sayang, i'm so glad with you. Love you. :*


Surat Cinta untuk Mas +Dwi Siswantoro