Kali ini aku mau share materi kuliah Akuntansi biaya, yaitu tentang Sistem Penentuan Harga Pokok Proses.
Dalam modul ini akan dijelaskan perhitungan/penentuan Harga Pokok Proses dalam 2 Metode yaitu :
- Metode Rata-rata
- Metode FIFO ( First In First Out)
Semoga bermanfaat..^.^ kalau ada yang belum jelas atau ada kekurangan, ksih comment ya..
Selamat membaca...
SISTEM
PENENTUAN HARGA POKOK PROSES
A. KOMPETENSI
- Memahami konsep harga pokok proses
- Menjelaskan karakteristik harga pokok proses
- Menjelaskan tiga pola umum aliran fisik produksi
manufaktur
- Mencatat akuntansi biaya bahan baku, tenaga kerja
dan BOP
- Membuat laporan harga pokok produksi
- Membuat laporan harga pokok produksi dengan
aliran biaya Rata-rata dan MPKP/FIFO
B. KONSEP
1. Konsep
Harga Pokok Proses
Harga pokok proses merupakan sistem akuntansi yang
membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP ke setiap departemen.
Contoh: industri yang memproduksi kertas, plastik, tekstil, baja, semen, gula, sabun, minuman
kaleng, farmasi.
2.
Karakteristik Harga Pokok Proses
a) Produk
yang diproduksi dalam suatu departemen bersifat homogen, yaitu sumber daya yang
dikonsumsi setiap unit produk sama.
b) Proses
produksi bersifat kontinyu atau berkelanjutan.
c) Tujuan
produksi untuk mengisi sediaan atau disebut metode produksi massa.
d) Kegiatan
produksi dapat dilakukan melalui beberapa departemen, sebelum ditransfer ke
gudang barang jadi.
e) Setiap
departemen produksi membuat laporan harga pokok produksi pada akhir periode,
misal: bulan, atau triwulan.
f)
Biaya produksi dibebankan secara periodik
per departemen produksi, misal setiap bulan.
g) Biaya
per unit produk dihitung dengan membagi total biaya yang dibebankan dengan
total unit yang diproduksi oleh departemen tersebut.
3.
Aliran Fisik Produksi
Produk berpindah sesuai aliran proses produksi.
Perhitungan biaya mengikuti aliran fisik produk. Aliran
fisik produk terdiri atas tiga pola aliran, yaitu berurutan, paralel, dan
selektif.
a) Aliran
Produk Berurutan
Setiap
unit produk diproses melalui urutan tahapan-tahapan yang sama, contoh: produksi
roti bakery melalui proses pencampuran adonan, pencetakan, dan pembakaran.
b) Aliran
Produk Paralel
Komponen-komponen
produk dikerjakan oleh departemen yang berbeda secara simultan, kemudian
ditransfer ke departemen berikutnya untuk disatukan menjadi barang jadi dan
akhirnya ditransfer ke gudang barang jadi. Contoh: produksi mobil,
komponen-komponennya seperti rangka mobil, mesin dan penutup body dikerjakan
pada departemen yang berbeda secara bersamaan, kemudian semuanya dirakit pada
departemen perakitan menjadi produk jadi.
c) Aliran
Produk Selektif
Unit
produk diproses oleh departemen-departemen yang berbeda tergantung jenis produk
jadi yang akan dihasilkan. Contoh: perusahaan daging yang menjual produknya
dalam berbagai bentuk, yaitu kornet, daging asap, dan sosis.
4.
Akuntansi Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan
BOP
Pada sistem akuntansi harga pokok proses menggunakan
rekening barang dalam proses untuk setiap departemen produksi.
a)
Biaya Bahan Baku
Secara
periodik (misal: setiap bulan) dihitung total biaya bahan baku yang digunakan
oleh setiap departemen. Contoh: Januari 2007, Departemen A dan Departemen B
memakai bahan baku masing-masing sebesar Rp350.000 dan Rp175.000.
Jurnal
pemakaian Bahan:
Barang
Dalam Proses-Departemen A Rp350.000
Barang
Dalam Proses-Departemen B Rp175.000
Bahan Baku Rp525.000
b)
Biaya Tenaga Kerja
Setiap
bulan dihitung total biaya tenaga kerja yang didistribusikan ke setiap
departemen. Contoh: Januari 2007, 15 karyawan Departemen A bekerja 25 hari dan
10 karyawan Departemen B bekerja 25 hari. Tarif upah karyawan di kedua
departemen sebesar Rp5.000 per hari. Jurnal distribusi tenaga kerja:
Barang
Dalam Proses-Departemen A Rp1.875.000
Barang
Dalam Proses-Departemen B Rp1.250.000
Gaji dan Upah Rp3.125.000
c)
Biaya Overhead Pabrik
BOP terdiri
atas:
(1)
BOP Sesungguhnya
BOP dicatat dan digolongkan menurut departemen untuk perencanaan dan
pengendalian biaya. Contoh: Januari 2007, terjadi biaya listrik Rp200.000,
biaya air Rp125.000 dan biaya telepon Rp115.000, biaya depresiasi mesin pabrik
Rp165.000, biaya bahan penolong Rp175.000, biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp200.000.
Jurnal BOP sesungguhnya:
BOP Sesungguhnya Rp980.000
Biaya listrik Rp200.000
Biaya air Rp125.000
Biaya telpon Rp115.000
Biaya depresiasi mesin pabrik Rp165.000
Biaya bahan penolong Rp175.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp200.000
(2)
BOP pembebanan
BOP dibebankan ke setiap departemen produksi pada akhir periode. Jumlah
BOP dibebankan dihitung dengan cara mengalikan tarif yang telah ditetapkan
dengan jumlah sesungguhnya dari dasar pembebanan yang digunakan di setiap
departemen produksi. Contoh: tarif BOP dibebankan Rp1.000 per jam mesin pada
Departemen A dan Rp1.250 per jam tenaga kerja langsung pada Departemen B.
Selama Januari 2007, Departemen A menggunakan 500 jam mesin dan Departemen B
600 jam tenaga kerja langsung.
Jurnal BOP dibebankan:
Barang Dalam Proses-Departemen A Rp500.000
Barang Dalam Proses-Departemen B Rp750.000
BOP dibebankan Rp1.250.000
5.
Laporan Harga Pokok Produksi
Biaya yang dibebankan ke departemen dilaporkan dalam
laporan harga pokok produksi departemen. Laporan harga pokok produksi
menyajikan informasi tentang jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke
produksi selama periode tertentu (misalnya satu bulan). Selain itu, laporan harga pokok
produksi merupakan sumber informasi untuk menjurnal biaya unit yang ditransfer
dari suatu departemen produksi ke departemen produksi berikutnya atau ke
sediaan barang jadi.
Laporan harga pokok produksi menunjukkan:
a) Biaya
total dan biaya per unit produk yang diterima dari satu atau lebih departemen
lainnya.
b) Biaya
total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan BOP yang
ditambahkan oleh departemen tersebut.
c) Biaya
dari unit dalam proses, sediaan awal dan sediaan akhir.
d) Biaya
yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke sediaan barang jadi
Laporan
harga pokok produksi terbagi atas tiga bagian, yaitu data kuantitas, total
biaya yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang terkait, dan
pertanggungjawaban biaya tersebut.
(1)
Data Kuantitas
Data kuantitas menunjukkan jumlah unit produk yang diproses dalam suatu departemen
pada periode tertentu (misalnya satu bulan), dan hasil pemrosesan terhadap unit
produk tersebut. Jumlah kuantitas yang diproses (input) harus sama dengan
jumlah kuantitas hasil pemrosesan (output). Input
terdiri atas unit dalam proses sediaan awal + unit masuk proses / diterima dari
departemen sebelumnya + unit ditambahkan ke produksi. Sedangkan, output
meliputi unit ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi +
unit dalam proses sediaan akhir. Informasi data kuantitas digunakan
untuk menghitung jumlah unit ekuivalen.
(2) Biaya
yang Harus Dipertanggungjawabkan
Merupakan jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan dalam suatu departemen, yang mencakup biaya total dan
biaya per unit yang diakumulasi dalam departemen tersebut. Biaya yang
diakumulasi pada departemen pertama terdiri atas biaya produksi (bahan baku,
tenaga kerja, dan BOP) yang ditambahkan oleh departemen tersebut. Sedangkan,
biaya yang diakumulasi pada departemen berikutnya, meliputi :
(a) Biaya
yang ditransfer dari departemen sebelumnya
(b) Biaya
yang ditambahkan oleh departemen terkait
Biaya
yang ditambahkan oleh departemen berikutnya tergantung pada sifat pemrosesan
yang dilakukan pada departemen tersebut:
(a) Proses
produksi lengkap
Biaya
yang ditambahkan berupa biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP .
(b) Proses
produksi finishing / menyempurnakan
Biaya
yang ditambahkan terdiri atas biaya tenaga kerja dan BOP.
(3) Pertanggungjawaban
Biaya
Jumlah biaya pada bagian ini harus sama dengan jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan (bagian kedua laporan). Bagian ini
menyajikan informasi pertanggungjawaban biaya yang diakumulasi dalam suatu
departemen. Untuk menghitung biaya produk jadi
dan biaya produk dalam proses sediaan akhir, maka biaya yang diakumulasi
tersebut dialokasikan ke:
(a) Unit
produk selesai, dan ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang sediaan
barang jadi. Biaya yang dibebankan berupa total biaya per unit (meliputi biaya
dari departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja dan BOP)
(b) Unit
dalam proses sediaan akhir. Biaya yang dibebankan berupa total biaya per unit
dikalikan dengan prosentase penyelesaian unit tersebut.
6.
Asumsi Aliran Biaya untuk Penentuan Harga Pokok
Proses
Terdapat dua asumsi aliran biaya yang digunakan, yaitu rata-rata dan
MPKP/FIFO
a)
Metode Rata-rata
Karakteristik metode ini:
(1)
Unit dalam proses sediaan awal pemrosesannya dicampur
dengan unit masuk proses pada periode tertentu.
(2) Proses
produksi menghasilkan unit selesai diproses (untuk ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang produk jadi) dan unit dalam proses sediaan akhir
periode. Unit selesai diproses dapat berasal dari unit dalam proses sediaan
awal dan unit masuk proses periode tertentu.
(3)
Unit ekuivalen adalah produk selesai +
produk dalam proses sediaan akhir yang disetarakan dengan produk selesai.
(4)
Rumus biaya per unit = biaya unit dalam proses sediaan
awal + biaya ditambahkan pada periode tertentu dibagi unit ekuivalen.
(5)
Biaya per unit tersebut (no 7) untuk menghitung biaya
departemen yang dialokasikan ke unit selesai dan unit dalam proses sediaan
akhir.
Contoh:
PT ABC
memproduksi satu jenis produk melalui dua tahap pemrosesan di Departemen A dan
Departemen B. Data produksi perusahaan pada bulan Oktober 2007 sebagai berikut:
Departemen A
|
Departemen B
|
|
Unit dalam
proses,sediaan awal:
Bahan 80%, TK 40%, BOP 60%
Bahan 40%, TK 20%, BOP 20%
Unit masuk proses di Departemen A
Unit ditransfer ke Departemen B
Unit diterima dari Departemen A
Unit ditransfer ke Gudang
Unit dalam proses, sediaan akhir:
Bahan 60%, TK 20%, BOP 40%
Bahan 100%, TK 80%, BOP 80%
|
300
1.800
1.500
600
|
540
1.500
1.740
300
|
Data biaya
produksi masing-masing departemen pada bulan Oktober 2007 sebagai berikut:
Departemen
A
|
Departemen
B
|
|
Biaya unit
dalam proses, sediaan awal:
Biaya dari Departemen A
Bahan
Tenaga Kerja
BOP
Biaya ditambahkan ke dalam proses
bulan Oktober:
Bahan
Tenaga Kerja
BOP
|
Rp114.000
24.000
48.000
Rp816.000
300.000
474.000
|
Rp499.000
50.000
29.000
31.000
Rp438.000
553.000
663.000
|
PT ABC
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Oktober 2007
Metode Rata-rata
Data
Kuantitas Bahan TK BOP Kuantitas
Unit dalam
proses, sediaan awal 80%
40% 60% 300
Unit masuk proses bulan ini 1.800
2.100
Unit
ditransfer ke Departemen B 1.500
Unit dalam proses, sediaan akhir 60% 20% 40% 600
2.100
Biaya yang
harus dipertanggungjawabkan
Jumlah :
Jumlah = Biaya
Per
Biaya Ekuivalen Unit
Biaya unit
dalam proses, sediaan awal:
Bahan Rp114.000
Tenaga Kerja 24.000
BOP 48.000
Jumlah biaya sediaan awal Rp186.000
Biaya
ditambahkan bulan ini:
Bahan Rp 816.000 1.860 Rp500
Tenaga Kerja 300.000 1.620 200
BOP 474.000 1.740 300
Jumlah
biaya ditambahkan Rp1.590.000
Jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp1.776.000 Rp1.000
Pertanggungjawaban
Biaya
Biaya unit
ditransfer ke Departemen B (1.500 x Rp1.000) Rp1.500.000
Biaya unit
dalam proses, sediaan akhir:
Bahan (600 x 60% x Rp500) Rp180.000
Tenaga Kerja (600 x 20% x 200) 24.000
BOP (600 x 40% x 300) 72.000
Rp 276.000
Jumlah
biaya yang dipertanggungjawabkan Rp1.776.000
Perhitungan
unit ekuivalen: Tenaga
Bahan kerja BOP
Unit
ditransfer ke dept B 1.500 1.500 1.500
Unit dalam
proses, sediaan akhir:
Bahan (600 x 60%) 360
Tenaga
Kerja (600 x 20%) 120
BOP (600
x 40%) 240
Jumlah unit
ekuivalen 1.860 1.620 1.740
Biaya bahan
per unit = Rp114.000 +
Rp816.000 = Rp930.000 : 1.860 = Rp500
Biaya
tenaga kerja per unit = 24.000 + 300.000 = 324.000 : 1.620 = 200
BOP per
unit = 48.000 + 474.000 = 522.000 : 1.740 = 300
PT ABC
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Oktober 2007
Metode Rata-rata
Data Kuantitas Biaya Dept
A Bahan TK BOP Kuantitas
Unit dalam
proses, sediaan awal 100% 40%
20% 20% 540
Unit masuk proses bulan ini 1.500
2.040
Unit
ditransfer ke gudang 1.740
Unit dalam proses, sediaan akhir 100% 100% 80% 80% 300
2.040
Biaya yang
harus dipertanggungjawabkan
Jumlah :
Jumlah = Biaya
Per
Biaya Ekuivalen Unit
Biaya unit
dalam proses, sediaan awal:
Dari Dept A Rp499.000
Bahan 50.000
Tenaga Kerja 29.000
BOP 31.000
Jumlah biaya sediaan awal Rp609.000
Biaya
ditambahkan bulan ini:
Dari Dept A Rp1.500.000
2.040 Rp979,91
Bahan 438.000 2.040 239,22
Tenaga Kerja 553.000 1.980 293,94
BOP 663.000 1.980 350,51
Jumlah
biaya ditambahkan Rp3.154.000 Rp1.863,58
Jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp3.763.000
Pertanggungjawaban
Biaya
Biaya
unit ditransfer ke gudang (1.740 x Rp1.864) Rp3.242.629,20
Biaya
unit dalam proses, sediaan akhir:
Dari Dept A (300 x 100% x Rp979,91) Rp293.973
Bahan (300 x 100% x
239,22) 71.766
Tenaga Kerja (300 x 80% x 293,94) 70.545,60
BOP (300 x 80% x
350,51) 84.122,40
Rp 520.407
Jumlah biaya yang
dipertanggungjawabkan
Rp3.763.036,20
Perhitungan
unit ekuivalen:
Biaya Tenaga
Dept
A Bahan kerja BOP
Unit ditransfer ke gudang 1.740 1.740 1.740 1.740
Unit dalam proses, sediaan akhir:
Dari
dept A (300 x 100%)
300
Bahan (300 x 100%) 300
Tenaga
Kerja (300 x 80%) 240
BOP (300
x 80%) 240
Jumlah
unit ekuivalen 2.040 2.040 1.980 1.980
Biaya
dari Dept A per unit =
Rp499.000+Rp1.500.000 = Rp1.999.000 : 2.040 = Rp979.91
Biaya
bahan per unit = 50.000+ 438.000 = 488.000 : 2.040 = 239.22
Biaya
tenaga kerja per unit = 29.000+ 553.000 = 582.000 : 1.980 = 293.94
BOP
per unit = 31.000+
663.000 = 694.000 : 1.980 = 350.51
Jurnal
biaya produksi di departemen A dan B pada bulan Oktober 2007:
(1) Biaya
bahan baku departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp816.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp438.000
Biaya Bahan Baku Rp1.254.000
(2) Biaya
tenaga kerja produksi yang didistribusi ke departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp300.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp553.000
Gaji dan Upah Rp853.000
(3) BOP
dibebankan pada departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp474.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp663.000
BOP dibebankan Rp1.137.000
(4) Biaya
yang ditransfer dari departemen A ke departemen B
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp1.500.000
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp1.500.000
(5) Biaya
yang ditransfer dari departemen B ke gudang
Barang Jadi Rp3.242.629
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp3.242.629
Soal-soal:
(1) PT.
X. memproduksi suatu produk di dua departemen. Produk ini dibuat dari lempengan
logam yang dipotong dan dibentuk di Departemen Pemotongan dan Pembentukan.
Produk ini kemudian ditransfer ke Departemen Perakitan, dimana bagian-bagian
lain yang dibeli dari pemasok luar ditambahkan ke unit dasar. Karena hanya ada
satu produk yang diproduksi oleh perusahaan, maka sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses yang digunakan. Perusahaan menggunakan asumsi aliran biaya
rata-rata tertimbang untuk mempertanggungjawabkan sediaan barang dalam proses.
Data yang berkaitan dengan operasi bulan november di Departemen Pemotongan dan
Pembentukan adalah:
Jumlah unit di sediaan awal 800
Jumlah unit yang mulai diproses selama periode
berjalan 3.200
Jumlah unit yang ditransfer ke Departemen Perakitan
selama
periode berjalan 3.400
Jumlah unit di sediaan akhir (75% selesai untuk bahan
baku,
40% selesai untuk tenaga kerja, 25% selesai untuk BOP) 600
Sediaan Ditambahkan
Awal di
Bulan Berjalan
Biaya yang dibebankan ke departemen:
Bahan baku $17.923 $68.250
Tenaga kerja langsung 2.352 14.756
BOP 3.800 29.996
Diminta: Buatlah laporan produksi bulan
November untuk Departemen Pemotongan dan Pembentukan.
(2) PT
Z memproduksi suatu produk di tiga departemen. Produk dibuat dari lempengan
logam yang dipotong di Departemen Pemotongan, kemudian ditransfer ke Departemen
Pembentukan, dimana potongan logam itu dibentuk dan bagian-bagian yang dibeli
dari pemasok luar ditambahkan ke unit. Produk kemudian ditransfer ke Departemen
Pengecatan, dimana unit tersebut dirapikan, dicat dan dikemas. Karena hanya ada
satu produk yang diproduksi oleh perusahaan, sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses yang digunakan. Perusahaan menggunakan asumsi aliran biaya
rata-rata tertimbang untuk mempertanggungjawabkan sediaan barang dalam proses.
Data yang berkaitan dengan operasi bulan September di Departemen Pembentukan
adalah sebagai berikut:
Jumlah unit di sediaan awal 1.400
Jumlah unit yang ditransfer dari Departemen Pemotongan
selama
periode berjalan 4.600
Jumlah unit yang ditransfer ke Departemen Pengecatan
selama
periode berjalan 5.000
Jumlah unit di sediaan akhir (60% selesai untuk bahan
baku,
30% selesai untuk tenaga kerja dan BOP) 1.000
Sediaan Ditambahkan
Awal di
Bulan Berjalan
Biaya yang dibebankan ke departemen:
Biaya dari departemen sebelumnya $21.120 $70.380
Bahan baku 5.880 20.440
Tenaga kerja langsung 2.614 17.526
BOP 5.228 35.052
Diminta: Buatlah laporan produksi bulan
September untuk Departemen Pembentukan.
b) Metode
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) / FIFO
Karakteristik metode ini:
(1) Unit
dalam proses sediaan awal diasumsikan selesai diproses lebih dulu sebelum unit
masuk proses dalam periode tertentu.
(2) Unit
selesai (untuk ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang) meliputi unit
selesai dari: (a) unit dalam proses sediaan awal, (2) unit masuk proses pada
periode terkait.
(3) Biaya
unit dalam proses sediaan awal untuk menyelesaikan unit dalam proses awal.
(4) Biaya
ditambahkan pada periode terkait untuk mengolah unit masuk proses pada periode
tersebut.
(5)
Unit ekuivalen adalah produk selesai dari unit dalam
proses sediaan awal + produk selesai
dari unit masuk proses pada periode terkait + produk dalam proses sediaan akhir
yang disetarakan dengan produk selesai.
(6)
Rumus biaya per unit = biaya ditambahkan pada periode
tertentu dibagi unit ekuivalen.
(7)
Biaya per unit tersebut (no 6) untuk menghitung biaya
departemen yang dialokasikan ke unit selesai (baik dari unit sediaan awal
maupun unit masuk proses periode terkait) dan unit dalam proses sediaan akhir.
PT ABC
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Oktober 2007
Metode MPKP / FIFO
Data
Kuantitas Bahan TK BOP Kuantitas
Unit dalam
proses, sediaan awal 80%
40% 60% 300
Unit masuk proses bulan ini 1.800
2.100
Unit
ditransfer ke Departemen B 1.500
Unit dalam proses, sediaan akhir 60% 20% 40% 600
2.100
Biaya yang
harus dipertanggungjawabkan
Jumlah :
Jumlah = Biaya
Per
Biaya Ekuivalen Unit
Biaya unit
dalam proses, sediaan awal:
Bahan Rp114.000
Tenaga Kerja 24.000
BOP 48.000
Jumlah
biaya sediaan awal Rp186.000
Biaya
ditambahkan bulan ini:
Bahan Rp816.000 1.620 Rp503,71
Tenaga Kerja 300.000 1.500 200
BOP 474.000 1.560 303,85
Jumlah
biaya ditambahkan Rp1.590.000
Jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp1.776.000 Rp1.007,56
Pertanggungjawaban
Biaya
Biaya unit
ditransfer ke Departemen B:
Dari sediaan awal:
Biaya sediaan awal Rp186.000
Penyelesaian:
Bahan (300 x 20% x Rp503,71) Rp30.222,60
Tenaga kerja (300 x 60% x Rp200)
36.000
BOP (300 x 40% x Rp303,85) 36.462
Rp 288.684,60
Dari
produksi bulan ini:
Unit masuk proses bulan ini dan
selesai:
(1.200
x Rp1.007,56) Rp1.209.072
Jumlah biaya ditransfer ke Dept B Rp1.497.756,60
Biaya unit
dalam proses, sediaan akhir:
Bahan (600 x 60% x Rp503,71) Rp181.335,60
Tenaga Kerja (600 x 20% x 200)
24.000
BOP (600 x 40% x 303,85) 72.924 Rp
278.259,60
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp1.776.016,20
Perhitungan
unit ekuivalen: Tenaga
Bahan kerja BOP
Penyelesaian
unit dalam proses, sediaan awal:
Bahan (300
x 20%) 60
Tenaga Kerja (300 x 60%) 180
BOP (300
x 40%) 120
Unit masuk
proses bulan ini dan selesai
(1.500 – 300) 1.200 1.200 1.200
Unit dalam
proses, sediaan akhir:
Bahan (600
x 60%) 360
Tenaga Kerja (600 x 20%) 120
BOP (600
x 40%) 240
Jumlah unit
ekuivalen 1.620 1.500 1.560
Biaya bahan
per unit = Rp816.000 :
1.620 = Rp503,71
Biaya
tenaga kerja per unit = 300.000 : 1.500 = 200
BOP per
unit = 474.000 : 1.560 = 303,85
PT ABC
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Oktober 2007
Metode MPKP / FIFO
Data Kuantitas Biaya Dept
A Bahan TK BOP Kuantitas
Unit
dalam proses, sediaan awal 100% 40%
20% 20% 540
Unit masuk proses bulan ini 1.500
2.040
Unit
ditransfer ke gudang 1.740
Unit dalam proses, sediaan akhir 100% 100% 80% 80% 300
2.040
Biaya
yang harus dipertanggungjawabkan
Jumlah :
Jumlah = Biaya
Per
Biaya Ekuivalen Unit
Biaya unit
dalam proses, sediaan awal:
Dari Dept A Rp499.000
Bahan 50.000
Tenaga Kerja 29.000
BOP 31.000
Jumlah
biaya sediaan awal Rp609.000
Biaya
ditambahkan bulan ini:
Dari Dept A Rp1.497.756,60
1.500 Rp998,51
Bahan 438.000 1.824 240,14
Tenaga Kerja 553.000 1.872 295,41
BOP 663.000 1.872 354,17
Jumlah
biaya ditambahkan Rp3.151.756,6 Rp1.888,23
Jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp3.760.756,6
Pertanggungjawaban
Biaya
Biaya
unit ditransfer ke gudang:
Dari sediaan awal:
Biaya sediaan awal Rp609.000
Penyelesaian:
Bahan (540 x 60% x Rp240,14) Rp
77.805,36
Tenaga Kerja (540 x 80% x Rp295,41) 127.617,12
BOP (540 x 80% x Rp354,17) 153.001,44 Rp 967.423,92
Dari
produksi bulan ini:
Unit ditransfer masuk bulan ini dan
selesai
(1.200 x Rp1.888,23) Rp2.265.876
Jumlah
biaya ditransfer ke gudang Rp3.233.299,92
Biaya
unit dalam proses, sediaan akhir:
Dari Dept A (300 x 100% x Rp998,51) Rp299.553
Bahan (300 x 100% x
240,14) 72.042
Tenaga Kerja (300 x 80% x 295,41) 70.898,40
BOP (300 x 80% x
354,17) 85.000
Rp 527.494,20
Jumlah biaya yang
dipertanggungjawabkan
Rp3.760.794,12
Perhitungan
unit ekuivalen:
Biaya Tenaga
Dept A Bahan kerja BOP
Penyelesaian
unit dalam proses,sediaan awal:
Dept A (540
x 0%) 0
Bahan (540
x 60%) 324
Tenaga Kerja (540 x 80%) 432
BOP (540
x 80%) 432
Unit ditransfer masuk bulan ini dan selesai
(1.740 – 540) 1.200 1.200
1.200 1.200
Unit
dalam proses, sediaan akhir:
Dari dept A (300
x 100%) 300
Bahan (300
x 100%) 300
Tenaga Kerja (300 x 80%) 240
BOP (300
x 80%) 240
Jumlah unit ekuivalen
1.500 1.824
1.872 1.872
Biaya
dari Dept A per unit = Rp1.497.756,60
: 1.500 = Rp998,51
Biaya
bahan per unit = 438.000 : 1.824
= 240,14
Biaya
tenaga kerja per unit = 553.000 : 1.872
= 295,41
BOP
per unit = 663.000 : 1.872
= 354,17
Jurnal
biaya produksi di departemen A dan B pada bulan Oktober 2007:
(1) Biaya
bahan baku departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp816.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp438.000
Biaya Bahan Baku Rp1.254.000
(2) Biaya
tenaga kerja produksi yang didistribusi ke departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp300.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp553.000
Gaji dan Upah Rp853.000
(3) BOP
dibebankan pada departemen A dan B
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp474.000
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp663.000
BOP dibebankan Rp1.137.000
(4) Biaya
yang ditransfer dari departemen A ke departemen B
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp1.497.756,60
Barang Dalam Proses – Departemen A Rp1.497.756,60
(5) Biaya
yang ditransfer dari departemen B ke gudang
Barang Jadi Rp3.233.299,92
Barang Dalam Proses – Departemen B Rp3.233.299,92
Soal-soal:
(1) PT
Y memproduksi suatu produk yang diproses di dua departemen. Produk dibuat dari
kayu yang dipotong di Departemen Pemotongan dan kemudian ditransfer ke
Departemen Perakitan, dimana bagian-bagian yang dibeli dari pemasok luar
ditambahkan ke unit dasar. Karena hanya ada satu produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, maka digunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses.
Perusahaan menggunakan asumsi aliran biaya FIFO untuk mempertanggungjawabkan
sediaan dalam proses. Data yang berkaitan dengan operasi bulan Juli di
Departemen Pemotongan adalah:
Sediaan
Ditambahkan
Awal di Bulan Berjalan
Biaya yang dibebankan ke departemen:
Bahan baku $2.940 $46.530
Tenaga kerja langsung 390 18.100
BOP 585 27.150
Dia
akhir bulan Juni ada 100 unit dalam proses di Departemen Pemotongan, 60%
selesai untuk bahan baku dan 20% selesai untuk biaya konversi. Selama bulan
Juli, 850 unit ditransfer dari Departemen Pemotongan ke Departemen Perakitan.
Di akhir bulan Juli, ada 150 unit dalam proses di Departemen Pemotongan, 100%
selesai untuk bahan baku, dan 50% selesai untuk biaya konversi.
Diminta:
buat laporan produksi bulan Juli dengan metode FIFO untuk Departemen Pemotongan
(2) PT
A memproduksi suatu produk dalam dua departemen, yaitu Departemen Pemotongan
dan Departemen Perakitan. Produk dibuat dari lempengan logam yang dipotong,
dibentuk, dan dicat di Departemen Pemotongan. Kemudian produk tersebut
ditransfer ke Departemen Perakitan, dimana bagian-bagian yang dibeli dari
pemasok luar ditambahkan ke unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses
dengan asumsi aliran biaya FIFO digunakan untuk mempertanggungjawabkan sediaan
dalam proses. Data yang berkaitan dengan operasi bulan November untuk
Departemen Perakitan adalah:
Jumlah unit di sediaan awal (50% selesai untuk bahan
baku,
40% selesai
untuk tenaga kerja dan BOP) 1.200
Jumlah unit yang ditransfer dari Departemen Pemotongan
selama
periode berjalan 2.800
Jumlah unit yang ditransfer ke sediaan barang jadi
selama
periode berjalan 3.000
Jumlah unit di sediaan akhir (90% selesai untuk bahan
baku,
80% selesai untuk tenaga kerja dan BOP) 1.000
Sediaan Ditambahkan
Awal di
Bulan Berjalan
Biaya yang dibebankan ke departemen:
Biaya dari departemen sebelumnya $17.280 $40.600
Bahan baku 5.550 30.690
Tenaga kerja langsung 2.400 16.932
BOP 3.600 25.398
Diminta: Buatlah laporan produksi bulan
November dengan metode FIFO untuk Departemen Perakitan.
7. M
Referensi:
Usry, Carter,
Akuntansi Biaya, Edisi 13, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Rayburn, L Gayle,
Akuntansi Biaya, dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
Halim, Abdul,
Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4, Penerbit BPFE, Jogjakarta, 1999.
Suadi, Arif dkk,
Akuntansi Biaya, Edisi 1, Penerbit STIE YKPN, Jogjakarta, 2000
0 komentar:
Posting Komentar