Senin, 18 November 2013

Sistem Akuntansi Berpasangan



Mengapa sih ketika jurnal harus ada debet dan kredit? Itu, salah satu pertanyaan yang sering terdengar. Nah, inilah jawabannya....



Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai kanan (Kieso, et.al, 2004).  Total nilai  yang ada disebelah debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr).

Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Aktiva = hutang + ekuitas
 
Aktiva merupakan harta entitas  atau sumberdaya  entitas yang digunakan untuk menjalankan operasi usaha. Aktiva bersumber dari pendanaan kreditur (hutang) maupun setoran dari pemegang saham (pemilik) dan hasil usaha periode sebelumnya (ekuitas). Apabila persamaan dasar akuntansi  dihubungkan dengan keseimbangan debit dan kredit maka:

Dr    (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas)



Dari persamaan itu dapat disimpulkan:

1.       Saldo normal (letak yang seharusnya) akun aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit. Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas harus disebelah kredit.

2.       Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debit.

3.       Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya maka:

·         Pendapatan akan menambah  ekuitas/modal, sehingga saldo normal pendapatan sama dengan ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan terjadi dicatat disebelah kredit.

·         Biaya-biaya  akan mengurangi ekuitas/modal, sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.
 - kecuali untuk akun-akun kontra:
akumulasi penyusutan aktiva tetap termasuk  dalam aktiva, pencatatannya bertambah di sebelah kredit.
pengambilan modal pemilik (prive) termasuk dalam modal, pencatatannya bertambah di sebelah debet.


 


Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam memproses transaksi akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu system informasi yang memproses data keuangan yang berasal dari transaksi atau peristiwa- peristiwa  (events) menjadi suatu informasi yang berguna untuk membantu pembuatan keputusan. Peristiwa-peristiwa yang terdapat pada suatu entitas dapat diklasifikasi atas:
1.       Peristiwa Internal, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam suatu entitas tanpa melibatkan pihak di luar entitas. Misalnya perpindahan bahan baku dari suatu departemen ke departemen lainnya atau penggunaan aktiva tetap.
2.       Peristiwa eksternal, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi antara pihakl entitas dengan pihak lain di luar entitas. Misalnya  interaksi entitas dengan pihak pemasok atau pembeli atau dengan

3.       pemegang saham. Peristiwa eksternal ini sering disebut sebagai transaksi, yaitu pertukaran yang terjadi antara dua pihak (entitas dan pihal luar) dimana salah satu pihak mengorbankan atau menerima suatu nilai.

Tidak semua peristiwa- peristiwa atau transaksi yang terjadi dan melibatkan entitas harus dicatat. Peristiwa atau transaksi yang dicatat hanya peristiwa-peristiwa atau transaksi yang berpengaruh terhadap posisi harta (aktiva), hutang dan ekuitas.

 Untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat maka diperlukan suatu tahapan-tahapan yang sistematis untuk memproses peristiwa-peristiwa atau  transaksi-transaksi. Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi yang datanya hendak ditangkap (data capturing) dan diproses menjadi informasi keuangan dapat dikategorikan atas:

1.       Transaksi Penerimaan Kas

2.       Transaksi Pengeluaran Kas

3.       Transaksi Pembelian Kredit

4.       Transaksi Penjualan Kredit

5.       Penyesuaian dan perisiwa lainnya yang tidak bisa dikategorikan pada keempat transaksi sebelumnya.

 Untuk memproses data yang diperoleh dari transaksi atau peristiwa tersebut selama satu perioda akuntansi atau tahun pembukuan diperlukan tahapan sistematis atau siklus akuntansi. Siklus itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Untuk memproses data akuntansi  menjadi informasi  yang berguna untuk pembuatan keputusan, aktivitas berikut dilakukan dalam pemrosesan data:

1.       Merancang nomor-nomor dan nama-nama akun yang akan terpengaruh oleh transaksi. Akun merupakan tempat untuk menampung data aktiva, hutang atau modal/ ekuitas.

2.       Menangkap data dari peristiwa-peristiwa atau transaksi dalam dokumen sumber.

3.       Melakukan pencatatan data transaksi (penjurnalan) ke jurnal dan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger).

4.       Mengklasifikasi atau memosting data  ke masing-masing akun yang terpengaruh di buku besar (General Ledger)

5.       Mengumpulkan atau mengiktisarkan saldo dari masing-masing akun di buku besar ke Neraca Saldo (Trial Balance).

6.       Menganalisa masing-masing akun untuk menemukan akun yang perlu disesuaikan dengan membuat jurnal penyesuaian (Adjustment).

7.       Memosting penyesuaian akun dan membuat neraca saldo disesuaikan (Adjusted trial Balance)

8.       Menyusun laporan keuangan

9.       Menutup akun-akun nominal ke laba ditahan atau modal

10.    Membuat ayat jurnal pembalik, jika perlu.


0 komentar:

Posting Komentar