Kali kedua aku menginjakkan kaki disini, sebuah desa wisata di Turi yang menyediakan paket outbound. Pertama kenal saat ada outbound TABO (Tanggap Bocah) seKecamatan Sleman. Nah, yang sekarang bersama adik adik (anak asuh) Rumah Zakat.
Aku yang mengusulkan tempat ini, pilihan yang memungkinkan dari beberapa pilihan tempat outbound yang lain. Dari sisi permainan yang ditawarkan yaitu permainan dengan susur sungai yang pastinya menarik bagi anak-anak. Dari sisi lokasi yang mudah dijangkau dan dari sisi biaya yang terjangkau.
Hal yang menarik dari desa ini adalah dari segi pengelolaan mandiri warga desa menurutku. Sepertinya memang dikelola warga sekitar. Waaaah.. Betapa kerennya kalau memang iya. Ini yang menjadi impian sebagian orang di desaku yang ingin menjadikan desa wisata. Bagaimana tidak, pergerakan roda ekonomi yang merakyat dan menguntungkan semua warga desa. Lihat saja, dengan sekali outbound berapa banyak orang yang merasakan manfaatnya?
1. Trainer outbound mendapatkan penghasilan
2. Rumah yang digunakan untuk transit mendapat prosentase penghasilan
3. Ibu ibu mendapat penghasilan dari hasil menyediakan snack dan makan
4. Dibukanya warung-warung seadanya di depan rumah warga menambah pendapatan warga
5. Karang taruna dan lembaga dusun pastilah terjamin untuk kas masuknya
1. Trainer outbound mendapatkan penghasilan
2. Rumah yang digunakan untuk transit mendapat prosentase penghasilan
3. Ibu ibu mendapat penghasilan dari hasil menyediakan snack dan makan
4. Dibukanya warung-warung seadanya di depan rumah warga menambah pendapatan warga
5. Karang taruna dan lembaga dusun pastilah terjamin untuk kas masuknya
Dan mungkin masih banyak lagi. Itu baru dari segi ekonomi. Belum dampak sosialnya. Warga desa menjadi punya nilai lebih. Bagaimana mereka terus mengembangkan ketrampilan baik di bidang trainer outbound, pelayanan kepada tamu, pengembangan karakter.
Ah, rasa rasanya menjadi sangat iri dengan dewi pule ini.
Tapi aku akan lupakan rasa iri itu dengan bersenang-senang memanfaatkan waktu bersama kedua puluh enam adik adik sajalah. Sebenarnya aku baru mengenal mereka sekitar bulan oktober, aku diajak Pak harjuna untuk membantu mendampingi mereka bersama mb septi.
Pendampingan sendiri biasanya dilakukan di masjid setiap dua minggu sekali dengan pembinaan materi dan pemantaun dari segi ibadahnya meliputi mutabaah shalat, hafalan doa dan hafalan surat serta pemantauan pendidikan formalnya dengan melihat hasil prestasi nilai raport ataupun prestasi non akademik. Untuk menyeimbangkan pendampingan, dipilihkan outbound untuk merefresh mereka, eh termasuk pendampingnya juga..heheee
Sudahlah cukup ceritanya.. Disini aku ingin mengabadikan momen kebersamaan bersama mereka, para adik Rumah Zakat di desa yang aku iri-in ini. (tetep iri)
0 komentar:
Posting Komentar