Teringat pengalaman mendaki sekitar 2 tahun yang lalu ke Gunung Andong Magelang yang ketinggiannya kira-kira 1726mdpl. Waktu itu sampai lokasi sekitar jam 3an, saat itu turun hujan rintik rintik. Kabut sudah mulai terlihat. Tampaknya cuaca agak tidak bersahabat bagi kami yang ingin menaklukan Gunung Andong. Saat tiba, kami putuskan untuk mampir di sebuah warung makan, mengisi tenaga sekaligus istirahat setelah perjalanan sekitar 2 jam an dari jogja. Kami berbincang tentang kemungkinan batalnya mendaki akibat cuaca. Yaaah, kecewaaa pastinya kalau gagal. Akhirnya kita putuskan untuk ke basecamp pendakian dulu, setidaknya sampai ke basecamp nya lah.
Setelah berbincang dengan pemandu (pananggung jawab basecamp). Mereka merekomendasikan aman untuk tetap mendaki dengan jas ujan karena masih gerimis. Di atas sudah ada 2 rombongan lain yang juga mendaki.
Setelah diskusi, kita memutuskan untuk tetap mendaki namun tidak dipaksakan untuk sampai di atas.. Okelah. Setidaknya kita mencoba mendaki.
Aku melihat ke atas. Masih berharap. Bisakah kami sampai ke atas sana?
Bismillah. Kita tekadkan untuk ke atas bersama-sama, tak ada yang boleh terpencar, harus saling tunggu menunggu. Rute pendakiannya menurutku mudah dilalui dengan medan yang lumayan bersahabat. Bagiku medan di Gunung Andong lebih enak dilalui dibandinglan Gunung Api Purba Nglanggeran di Jogja.
Setelah berjalan sekitar 2 jam, tak disangka kami sampai di puncak. Dan ajaibnya cuacanya terang. Pemandangannya sangat menakjubkan, terlihat sangat segar karena habis hujan. Di puncak kita dapat melihat beberapa gunung yang berada di sekitar, seperti Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan entah gunung apalagj, katanya ada tujuh gunung kalau gak salah.hehee
Merasa beryukur kami bisa menikmati pemandangan di puncak. Merasa sangat beruntung, harapan bisa tercapai, malah kenyataanya yang didapat melebihi ekspetasi pada awalnya. Sudah lunas terbayar segala rintangan yang sempat menghentikam langkah kami pada awalnya. Alhamdulillah.
Malam ini.. Seminggu sebelum pergantian tahun 2017. Entah apa yang akan terjadi tahun depan. Aku seolah berada di kaki gunung. Mendongak ke atas. Di puncak itulah harapan yang diinginkan untuk dicapai. Entah rute mana yang akan diambil dengan segala kemungkinan yang menghadang. Seolah ada tekad untuk mengupayakan setiap langkah pendakian untuk mencapainya. Proses itulah yang akan aku tapaki. Akankah mampu aku mengatasi setiap rintangan demi rintangan nantinya? Akankah di puncak itulah kebahagiaan itu ada? Kurasa menciptakan bahagia di setiap proseslah yang terpenting, karena kita tidak tau senang sedih dari keduanya mana yang terbaik untuk kita. Sudahlah..
0 komentar:
Posting Komentar