Masih ingatkah, apa impianmu?
Dulu, waktu masih SD, ingat sekali kalau aku ingin jadi guru. Lebih tepatnya guru matematika. Aku yang paling suka pelajaran berhitung. Apalagi ketika disuguhi soal cerita, seperti tertantang untuk menyelesaikannya, ada rasa puas dan senang ketika mampu menyelesaikannya. Kesenangan itu berlanjut ke SMP. Ada beberapa teman yang menjadi rekan penyuka matematika. Entah takdir membawa kemana, sampai ada satu dua teman penyuka matematika yang pada akhirnya mengambil jurusan matematika sewaktu kuliah. Ah.. Ikut senang.
Bagaimana denganku?
Saat kelas 3 SMP, masa dimana ada pilihan untuk melanjutkan ke SMA ataukah SMK. Tentu lebih memungkinkan SMA jika aku ingin mewujudkan keinginanku. Tapi, jika tak kuliah, bagaimana aku kerja jika lulusan SMA. Bukankah lebih mudah mencari kerja dengan ijazah SMK? Jika SMK jurusan apa yang cocok denganku? Trus dimana?
Akuntansi. Yah, jurusan di bidang ekonomi yang banyak hitung hitungannya, yang kata beberapa orang paling memungkinkan untukku. Dan yang lebih utama, bapak memang menyarankan ke SMK biar langsung kerja, mungkin karena mbak pun juga SMK.
Ternyata, akuntansi tak jauh beda dengan matematika. Angka-angka, permainan logika. Semakin lama, semakin aku cocok dengan akuntansi. Menjadi seorang accountant nantinya? Entah, waktu itu belum kebayang. Masih ingin jadi guru. Guru akuntansi atau dosen. Saat itu, aku senang ketika ada temanku yg bertanya, minta diajarin materi yang bagiku seperti belajar jadi guru, dan dapat tambahan ilmu ketika ngajarin, malah semakin paham.
Sempat beberapa kali ada yang minta di les in, emm belum berani atau takut terbebani ketika ada bayaran. Lebih nyaman tanpa ada ikatan seperti itu, ketika belum paham nanya aja dan gak nuntut apa-apa. Bisa begitu aja udah senang. Itu prinsipku kala itu. Selain di sekolah, di rumah pun sering ada yang datang untuk belajar. Sekedar tanya PR atau nyiapkan ketika mau ulangan.
Akhirnya, aku mulai beranikan diri untuk mengiyakan privat les dateng kerumah anak. Satu dulu yang kuambil, walau begitu dirumah tetap terbuka untuk siapapun yang mau belajar. Inilah pembuka jalanku untuk masuk di dunia bimbel. Awalnya privat di sekitar rumah, lama-lama jangkauan jarak rumah yang ku les semakin jauh setelah aku tergabung di salah satu bimbel.
Pagi sore bimbel di kerjaan. Sepulang kerja privat ke rumah. Emm.. Aku pengen menuliskan beberapa orang dan rumahnya yang pernah ku datengi ke rumahnya, mumpung masih ingat,,hehee
1. Acha sedusun sama aku.
2. Chrussita dan Rumaysha, rumahnya di soragan godean.
3. Iyus, rumahnya di perum purwomartani kalasan.
4. Angel di karangkepuh.
5. Ryan di jl. Pakuningratan jogja.
6. Namanya lupa, rumahnya sekitar jl. Malioboro, gang masuk.
7. Wisnu dan Pungky, Turgo gede pakem.
8. Vina, jl. Kaliurang km 17.
9. Fantry, mancasan condoncatur
10. Eko , jl.wachid hasyim seturan.
Menyenangkan, aku semakin tahu daerah di sekitar jogja, terpaksa nyari lokasi rumahnya. Waktu itu belum ada google map 😆
Di tengah kesibukanku les, ada sebersit keinginan untuk lanjut kuliah jurusan akuntansi. Iya, akhirnya aku milih kuliah di kampus yang nyediain program reguler khusus sabtu minggu. Biar bisa sambil kerja di bimbel dan masih bisa les privat.
Berjalan 3 semester, aku kembali merenung, nantinya ketika lulus aku akan jadi apa? Aku kuliah akuntansi tapi menggeluti dunia les.
Akhirnya, aku putuskan untuk nyari kerjaan yang sesuai dengan bidangku. Nyari sebagai staf accounting. Atau staf admin lah, cukup waktu itu pikirku. Alhamdulillah, dapat kerjaan di sebuah konsultan geospasial, aku sebagai staf accounting.
Di waktu ini, aku menikmati kerjaanku, kuliahku dan sesekali masih les privat. Ah, luar biasa waktu itu. Namun, baru berjalan berapa bulan.. Seniorku staf pajak resign. Sebelum dia resign, kita udah banyak cerita tentang pajak. Gimana nantinya jika jadi konsultan pajak. Hemm sepertinya menarik.
Tanpa diduga, aku malah jadi ngurusin pajak. Jadi, banyak belajar tentang pajak.
Ketika kuliah memasuki semester 7, diharuskan memilih konsentrasi. Di jurusan akuntansi ada 3 pilihan yaitu akuntansi keuangan, akuntansi syariah dan perpajakan. Konsentrasi perpajakan merupakan konsentrasi terbaru, baru ada di angkatanku. Berhubung di kerjaan sudah menggeluti pajak, akhirnya aku putuskan konsentrasi di perpajakan. Keputusan ini berdampak pada skripsi yang mengharuskan tentang perpajakan.
Pajak itu nyeremin awalnya. Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya. Tapi, semakin lama, aku semakim tertarik. Hingga akhirnya pengen jadi konsultan pajak.
Nah.. Sebenarnya apasih impian?
Keinginan yang ingin diwujudkan. Impianku waktu kecil ingin jadi guru, walau bukan jadi guru formal namun terwujud dengan memberikan les dan bentuk pengajaran lain seperti tpa, outbond. Sudah memberi kebahagiaan sendiri. Impian untuk kuliah, akhirnya terwujud. Impian jadi seorang accountan pun terwujud. Impian jadi konsultan pajak, agak sulit merealisasikan karena syarat diakui sudah lulus USKP. Bentuk terwujudnya ketika ada yang nanya tentang pajak, sudah bisa menjelaskan dan setidaknya bisa memberi arahan. Ah, itu cukup . Apalagi sudah nyicipin ngurusin pajak bagi perusahaan jasa dan sekarang perusahaan manufaktur.
Dari impian-impian itulah kita mempunyai harapan. Harapan yang memacu untuk lebih baik dan menguatkan jika dalam pencapaiannya ditemukan kendala. Impian akan terus ada selama kita masih ingin memacu diri.
Lalu, saat ini berada di titik manakah kamu? Apa impianmu selanjutnya? Manakah yang akan kamu wujudkan?
Wallahu alam. Walau kadang, impian lebih ke duniawi. Ada yang perlu diingat. Tetap jadilah bermanfaat. Khairunnas anfauhum linnas.
0 komentar:
Posting Komentar