Jogja itu mempunyai beragam wisata mulai dari pusat perbelanjaan Malioboro, Tugu Jogja, kawasan Kraton, pendakian Gunung Merapi-Merbabu, pantai pantai di sepanjang Laut kidul hingga banyaknya peninggalan bersejarah yang ada di Museum ataupun berupa Candi.
Nah, kali ini aku ingin membahas tentang kunjunganku ke Kraton Candi Boko di Bulan Oktober 2016. Agak di luar ekspektasi sebenarnya begitu sampai di depan lokasi. Ini beneran udah di Candi Boko? Maklum, belum pernah sekalipun mencoba searching tentang Candi Boko tau tau waktu liat plakat di jalan sepulang dari Candi Ijo ingin juga mengunjunginya dan tau tau udah sampai lokasi.
Ekspektasinya ya hampir seperti di Candi Ijo ataupun Candi Sambisari, begitu masuk langsung disuguhi candi dengan luasan yang gak seperti Candi Boko ini yang ternyata sampai 250.000 meter persegi. Luaaaaaaaas banget kan ya? waaaah.. sepertinya ini perlu mengeluarkan ekstra tenaga untuk bisa menikmati seluruh area di Candi Boko dengan jalan kaki. hemmm.
Waktu itu, untuk tiket masuknya dikenai Rp 30.000,00/orang kalau gak salah ngingetnya, soalnya dibayarin sih..hehee. Dengan tiket segitu bagiku memang wajar jika diliat tata pengelolaannya dan fasilitas yang disediakan dengan kebersihan yang terjaga. Sayangnya gak ada dokumentasinya, hiks.
Oh ya, Kraton Candi Boko ini terletak di kecamatan Bokoharjo, Sleman, DIY.
Berdasarkan
sumber, Kompleks bangunan di Bukit Boko di sebut sebagai kraton karena memang disinggung dalam prasasti dan juga karena kemiripannya dengan gambaran sebuah kraton. Dalam kitab kesusasteraan Bharatayudah, Kresnayana, Gatotkacasraya, dan Bhomakawya, disebutkan bahwa kraton merupakan kompleks bangunan yang dikelilingi pagar bergapura.
|
Peta lokasi Kraton Ratu Boko |
Struktur bangunan dan prasasti yang ditemukan, kompleks Ratu Boko awalnya adalah sebuah wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri. Selanjutnya pada tahun 856 M, kompleks tersebut difungsikan sebagai kraton oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu. Oleh karena itu tidak mengherankan bila unsur agama Hindu dan Buddha tampak bercampur di bangunan ini.
Unsur Hindu dapat dilihat melalui yoni, tiga miniatur candi, arca Ganesha dan Durga, serta lempengan emas dan perak bertuliskan mantera agama Hindu. Sedangkan unsur Buddha dapat dilihat dari adanya arca Buddha, reruntuhan stupa dan stupika.
Gapura
|
lorong bambu bertepatan untuk event Ratu Boko Festival 2016 |
Gerbang masuk ke Candi Boko terdiri dari 2 gerbang yaitu gerbang luar yang berukuran kecil dan gerbang dalam yang besar dan merupakan gerbang utama Candi Boko. Gapura luar terdiri dari 3 gapura paduraksa yang berjajar. Sedangkan gapura dalam atau gapura utama terdiri dari 5 gapura paduraksa.
|
Sebelum masuk gapura luar |
|
setelah masuk gapura dalam/utama |
Candi Pembakaran dan Sumur Suci
Bangunan di sebelah kiri setalah masuk gerbang. Terbuat dari batuan andesit. Candi ini dinamakan Pembakaran karena ditemukan abu bekas pembakaran di situs Candi Pembakaran.
|
candi pembakaran |
Ketika menaiki anak tangga di Candi Pembakaran, akan terlihat pemandangan di sekitar Candi Boko. Terlihat bukit dan kawasan pemukiman. Anginnya pun lumayan sepoi sepoi gitu, ngurangin gerahnya terik matahari.
Paseban
Paseban terdiri dari 2 Batur. Kedua paseban tersebut didirikan saling berhadapan antara satu dengan lainnya, namun demikian belum diketahui secara pasti fungsi paseban tersebut. Nama paseban dalam sejarah Candi Ratu Boko paseban merupakan sebuah ruang tunggu bagi siapa saja yang hendak menemui raja atau tempat penghadapan.
Pendopo
Pagarnya memiliki panjang 40,80 m lebar 33,90 dan tinggi 3,45 m. Bagian dasar dan atapnya terbuat dari batuan andesit namun bagian tubuhnya terbuat dari batuan halus kapur. Pendopo dalam sejarah Candi Boko merupakan bangunan pusat yang memiliki tiang-tiang yang terbuat dari kayu. Karena tiang, tembok, dan atap terbuat dari bahan yang mudah rusak maka hanya tiang yang terbuat dari batu yang masih utuh sedangkan bagian bangunan yang terbuat dari kayu sudah termakan usia.
Keputren
Setelah muter muter di Kompleks Candi Boko ini, aku diingatkan bahwa sebelum mengunjungi suatu lokasi wisata setidaknya searching dulu deh. Kraton Candi Boko ini menurutku area yang luas, otomatis perlu nyediain waktu yang pas dan tenaga yang "kuat" untuk jalan naik turun tangga. Biar apa coba? biar puas mengelilingi seluruh kompleksnya. Sayang banget sebenarnya, karena aku harus melewatnya lokasi Gardu Pandang dan Goanya. Selain itu juga melewatkan momen sunset di kawasan ini. Yaaah.. But,so far... perjalanan di Kraton Candi Boko ini sangat mengesankan bagiku. Lokasi wisata yang sarat akan nilai sejarah dengan pemandangan yang super keren, apalagi ditemani oleh pasangan.widiihhhh.