Kamis, 09 Juni 2016

Teringat tentang "The Model"

Seorang teman memasang display picture di BBM nya dengan buku "The Model". Oh iyaa, baru keinget kalau itu bukuku yang sedang dipinjamnya, entah kapan lupa. Aku juga sedang meminjam novelnya juga sih.. Jadi sama-sama saling pinjem.hehee


Sebetulnya bukan hal itu yang mau kutulis saat ini. Dengan lihat lagi buku The Model, aku teringat awal mula aku tertarik untuk membeli buku tersebut. 

Waktu itu aku masih semester 4, aku lihat di papan pengumuman kampus ada pamflet yang berisi seminar tentang kontribusi mahasiswa bagi sekitarnya, judul pastinya udah lupa. Seminar tersebut diadakan di Lantai 2 Gedung Perpustakaan Pusat UGM. Akhirnya aku mencoba mengajak temen sekelas, elqi, dia mengiyakan untuk ikut.

Seminar tersebut diisi oleh Bapak Nopriadi Hermani,penulis dari buku The Model. 
Bapak Nopriadi Hermani
Aku masih cukup mengingat beberapa hal penting yang beliau utarakan yaitu bahwa saat ini manusia berada di era kegagalan walau dalam ilmu pengetahuan berada di masa keberlimpahan berkat banyaknya suatu penemuan dan pengembangan teknologi yang pesat. Era kegagalan (The failure) yang beliau sampaikan yaitu sebuah zaman dimana banyak orang gagal menata kehidupan pribadi dan gagal secara kolektif menata peradapan sehingga penuh dengan krisis multidimensi. Banyak orang sukses yang hidupnya menderita. Kenapa? 

Ada kisah seorang bankir muda yang kaya raya namun menderita hidupnya. Ia menyesal tentang kehidupan yang ia jalanin sekarang. Secara materi ia berkecukupan. Ia sukses menjadi bankir, namun ternyata pangkat dan pekerjaannya menuntutnya bekerja secara overtime sehingga melalaikan tugasnya sebagai suami dan ayah bagi anak-anaknya. Dia merasa depresi ketika istrinya menggugat cerai dirinya. Ia akhirnya sadar bahwa kesuksesan materi yang awalnya demi kehidupan keluarga namun malah membuatnya lupa akan keluarga. Waktunya banyak disibukkan dengan pekerjaan. Ia sangat menyesal, ternyata kesuksesan yang telah diraihnya bukanlah inti dari semua kebahagiaan yang ia inginkan.

Di dalam buku tersebut disebutkan nama dari bankir itu, tapi aku lupa. ahh besok harus dibuka dan diselesaikan bacanya. HARUS.

Bapak Nopriadi Hermani, juga menjelaskan kalau hidup yang kita jalanin itu harus berkontribusi bagi orang lain. Bermanfaat. Kita menjalani peran yang beragam, misalnya aku. Aku menjalani peran sebagai :

  • anak bagi orangtua
  • adik bagi kedua kakakku
  • kakak bagi kedua adikku
  • tante bagi keponakan
  • cucu dari simbah
  • tetangga
  • seorang karyawan
  • seorang mahasiswi 
  • seorang pemudi di karang taruna
  • seorang remaja putri bagi organisasi remas
  • dan lain-lainnya
Bagaimana kita bisa berperan secara harmonis dengan melaksanakan peran-peran tersebut dengan baik? Karena sebaik-baiknya kita adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Maka kita perlu model diri yang baik.

Model diri adalah istilah baru pada dunia pengembangan diri, self-help, how to, juga psikologi. Model diri semacam chips yang tertanam dan terprogram dalam diri manusia yang mempresentasikan "siapa dan bagaimana saya ini".

Konsep model diri ini menjadi penting karena Allah SWT. telah memberi amanah pada siapa saja untuk menjadi nakhoda atas diri dan kehidupannya. Sebagai seorang nahkhoda, seseorang harus memahamai apa yang sedang dia jalankan dan tahu arah yang kan dituju. Konsep model diri menjadi kunci bagaimana kita berjalan sehingga kita mampu mengambil alih kendali diri dan kehidupan kita. Bahkan lebih jauh kita bisa men-tuning ulang model diri yang telah tertanam lama agar bisa mewujudkan pribadi dan kehidupan baru yang lebih baik.

Apa yang aku tahu tentang the model seperti yang disampaikan beliau saat seminar, bahwa the model menggunakan tiga disiplin keilmuan yaitu paradigma mesin cerdas, kajian pengembangan diri dan konsep islam. konsep model diri ini berakar pada aqidah, menjadikan Islam dan sunatullah sebagai prinsip, menjanjikan visi akhirat dan dunia sekalilgus,dan mengemban dua tanggung jawab yang harus ditunaikan yaitu tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab membangun peradapan. Dan satu-satunya teladan terbaik dalam menjalankan seluruh peran tersebut adalah Rasulullah, Muhammad SAW sebagai role model dalam konsep the model.

Itulah sekelumit hal yang beliau sampaikan namun mampu membuatku tertarik untuk memiliki buku tersebut. Aku ingin tahu lebih dalam apa yang disampaikan beliau. Bagaimana membentuk model diri sendiri, dan langkah-langkahnya. Bagaimana agar kita mampu berkontribusi bagi orang lain? Bagaimana cara kita memandang hidup dengan prinsip yang kita jalani? Dan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab di buku The Model, walau belum bisa aku tamatkan bacanya. Duhhh :(

0 komentar:

Posting Komentar