Sabtu, 18 Februari 2017

Komplain

Baru nyampe rumah dan ada yang nyari itu wis biasa, apalagi di tanggal hampir 20. Waktu bagi temen temen pemuda  nyetor uang listrik dan beberapa bapak/ibu yang belum bisa bayar di temen temen langsung bayar ke aku karena alasan tertentu.

Minggu pagi ini selepas nganter mas, ada yang nyari. Awalnya nanyain uang listriknya habis berapa. Kupikir mau bayar ditempatku, dan ku sarankan nunggu yang nugas nariki aja sekalian ada struknya karena belum disetor ditempatku.

Tapi ternyata, beliaunya udah bayar di tempat temen pemuda. Dan inti dari beliau nyari aku adalah untuk komplain.

Hemm.

Beliau cerita kalau kejujuran dari temen pemuda itu dipertanyakan. Karena uang kembaliannya belum dikembalikan sampai sekarang tanpa konfirmasi apapun. Baru kali ini beliaunya menemukan anak seperti itu.

Biasanya entah seratus duaratus rupiah tetep ada kembalian, jika gak ada kembalian anak yang lain akan konfirmasi bahwa memang gak ada uang receh. Jika diikhlaskan baru itu jadi hak milik anak tersebut.

Konteks komplain beliau bukan dari seberapa besar uang yang gak dikembalikan oleh anak tersebut, tapi cara dari anak tersebut mengambil yang bukan haknya. Takut akan jadi kebiasaan bagi si anak.

Aku ngerti.

0 komentar:

Posting Komentar