Pagi ini, ada hal yang tak biasa aku lakukan di minggu pagi. Iya, selepas sudah tak ada lagi jadwal nguliah. Maklum aku sudah semester 8 di salah satu perguruan tinggi swasta yang menyediakan program kuliah khusus bagi karyawan, kuliah hanya di hari sabtu dan minggu. Saat ini aku tinggal nyelesain skripsi, sudah tak ada mata kuliah.
Pagi ini aku mendatangi sebuah kajian ahad pagi yang bertemakan "Menikmati Perjalanan Cinta" dengan pengisinya yaitu Ust. Agus. Cinta seperti apasih yang akan dibahas? Karena setiap yang hidup pasti merasakan cinta. Tapi apakah cinta itu merupakan cinta yang hakiki dan sesungguhnya?
sumber : ini |
Cinta yang universal, ada denyutan yang terasa. Orang yang jatuh cinta itu bergetar walau hanya disebut namanya. Tak terkecuali itu bentuk cintanya kepada manusia atau pemilik manusia itu sendiri.
Bergetar. Memang benar dan kita pernah merasakannya. Hal yang sederhana saja ketika kita menyukai seseorang atau mengaguminya, ada seorang teman yang hanya menyebut namanya saja, kita langsung bisa merasakan denyutan, getaran di dalam hati. Nikmatilah rasa itu.
Seperti yang tertulis dalam QS. Al-Anfal ayat 2 yang berarti:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal."
Ayat tersebut dibacakan Ust. Agus sebagai pembuka. Adakah pertanyaan untuk diri sendiri. Apa aku merasa bergetar ketika ada ayat-ayatNya dibacakan? Dan tentang orang yang beriman? aku?? Ya Allah, keburukan yang mana yang bisa disembunyikan, semua seketika terlintas. Manusiawi-nya aku ingin menebus kesalahan-kesalahan itu.
Lalu apa itu bahagia?
Kata beliau :
"Kebahagiaan itu berada dalam hati, adalah hal yang dialami saat ini, bukan kemarin atau di masa yang akan datang. Syukuri apa yang terjadi saat ini maka bahagia akan tercipta"
Aku teringat quotenya Pidi Baiq
"Kebahagiaan itu tidak dicari tetapi diciptakan"
" Hatimu milikmu, kamu tuannya. Mau merasa senang atau tidak, kamulah yang menentukan"
Kalau aku cerna sih intinya jika kita ingin bahagia, itu tergantung dengan diri kita sendiri. Kitalah yang menentukan, walau faktor lain pun ikut berperan. Bagaimana cara kita mengendalikan hati itu. Misalnya ketika kita berani berharap, siapkan diri kita juga untuk mengendalikan setiap harapan itu. Kecewa itu mungkin akan terjadi. Maka bersiaplah untuk itu.hehe
"Bukan titik yang menyebabkan tinta, tetapi tintalah yang menyebabkan titik. Bukan cantik yang menyebabkan cinta, tapi cintalah yang menyebabkan cantik. (disampaikan Ust Agus)
0 komentar:
Posting Komentar